Sial kali jadi kau
Tak dianggap
Padahal kau tak berharap macam-macam
Kau pun juga tak berbuat macam-macam
Kau bahkan berbuat baik
Tapi dia malah terbirit-birit menjauhimu
Menutup mata
Memalingkan muka
Apa yang ada di pikirannya?
Tega sekali dia
Memperlakukanmu seperti benda najis
Padahal dulu dia ramah sekali padamu bukan?
Selalu menyungging senyum tiap kau sapa
Menceritakan hal-hal sederhana yang dia alami hari itu
Atau hari-hari sebelumnya
Atau hal-hal kurang penting lainnya
Namun bagimu takkan bisa se-sedarhana itu
Segalanya menjadi penting tentang dia
Ah, itu dulu
Sekarang..
Mungkin dia pikir, kau terlalu biasa
Sama seperti benda-benda najis lain
Terlalu banyak benda najis di sini
Sekarang..
Dia mungkin sedang melihat yang suci di sana
Dia sedang mengejarnya?
Melupakanmu?
Entahlah
Sekarang..
Kau tidak akan peduli lagi padanya
Whatever lah,
katamu
Padahal, aku hanya
menginginkan hubungan baik
Sebagai kawan
Tidak lebih
Entah ada apa di
benaknya
Mungkin dia takut
Whatever lah
Itu ceritamu kepadaku beberapa waktu lalu
“whatever lah”, itu
kata yang ampuh sekali kawan
Saat kau mengucapkan itu,
Kau sedang melepaskan satu persatu belenggu yang mengikatmu
dengannya
Kau sedang pelan-pelan membuka matamu yang dulu buta
karenanya
Kau sedang merangkai mimpi baru yang dulu stuck padanya
Kau sedang belajar sesuatu
Dan pada akhirnya kau sama sekali tak akan keberatan dengan
apapun sikapnya padamu
Dan kau pun tak akan marah padanya
Dan kau tetap menganggapnya sebagai kawan
kau sedang belajar sesuatu
Kau akan mengerti sesuatu
No comments:
Post a Comment